“Lulus kuliah dan tidak bekerja?”
banyak yang mengatakan, “buat apa kuliah, toh setelah kuliah ga akan bekerja juga. Liat tuh, para pengcari kerja yang kebanyakan sarjana.”
Atau ujaran lain seperti “Tuh, sarjana banyak menumpuk, tapi tidak kerja”
Lalu muncul pertanyaan: Apakah benar? Apakah seserius itu kondisi sehingga rizki sepertinya sulit sekali?
Setelah gelisah membaca salah satu buku tentang motivasi, aku memutuskan untuk menulis ini. Masalahnya bukan terletak pada mereka yang menimba ilmu. Tetap saja, dimata Tuhan, orang yang berilmu lebih baik daripada orang yang tidak berilmu. Dan, masalahnya dimana? masalahnya adalah, mungkin pada pemikiran
“Apa yang saya dapatkan setelah lulus?”
Orang yang punya pemikiran berbeda “Apa yang saya bisa berikan setelah lulus” kemungkinan besar akan mendapatkan pekerjaan, mendapatkan beasiswa atau menciptakan pekerjaan. karena konsentrasinya adalah memproduksi sesuatu, baik barang, jasa atau pemikiran.
Lulus dari kampus ternama atau tidak, sepertinya bukanlah hal yang sangat membedakan pada saat ini. Dimana orang-orang melihat “Apa yang kamu bisa beri untuk kami?” Yang sangat membedakan adalah mentalitas “penerima” atau “pemberi”
Aku jadi teringat salah satu hadist “Yang terbaik darimu adalah yang paling bermanfaat untuk manusia”
Maka, enyahkan rasa takut pasca campus itu. Jadikan Ilmu mu berguna dan berharga, kawan. Ketika berpikir memberi, maka Allah akan mudahkan. Kenapa? Karena Allah akan memudahkah orang yang ingin beribadah. Dan memberikan pertolongan, dalam bentuk apapun itu, sebesar atau sekecil apappun itu, adalah salah satu bentuk ibadah.
Dan ingat, bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sia-sia dihadapanNya. Malaikat di sisi kiri dan kanan akan tetap mencatat. Manusia bisa bilang dan mengkomentar apa saja terhadap jalan kebaikan yang kita mulai. Kita terbata dan terjatuh, kadang terjerembab, dan bangkit lagi. Tidak ada riuh tepuk tangan karena kita mengerjakannya di tempat yang jauh dari keramaian. Namun ingatlah kawan, mereka yang mau memulai akan mendapat pertolongan dariNya. Sama hal nya dalam rizki seseorang. Semenjak kita dalam kandungan rizki itu telah ada. Tinggal apakah mau berusaha atau tidak. Dan tidak ada yang sia-sia, kawan.
Dan kemudian, apa gunanya melihat kondisi sulit macam sekarang dengan meriuh redamkan keluhan? Tidak ada. Tidak ada yang akan berubah. Menyalahkan situasi ekonomi dan perpolitikan atau semacamnya. Memang benar banyak sekali yang tidak beres di NKRI kita ini. Rasa kecewa dan geram terhadap para eksekutif dan legistlatif negara yang perlahan berubah menjadi makelar adalah rasa yang wajib kita punya. Namun tak sebatas itu saja. Tak sebatas itu. Harus ada yang kita persiapkan untuk menggantikan mereka beberapa dekade kedepan.
Dan kawan, aku percaya, bahwa perubahan itu dimulai dari dalam. Dari alam pikiran. Dari bagaimana cara kita memandang masa depan. Apakah tetap menggerutu ria dan menyalahkan atau memulai berpikir “Apa yang bisa aku lakukan dan berikan sekarang?”
Nurul Huda
18:12:2015
Balikpapan