kawan, aku mencintaimu
dan aku
bukan sempurna
kau tahu aku siapa
mana kurang
mana lebihku
namun kawan
sungguhpun jika egoku menginginkanku untuk terbang tinggi
mengambil nama apatis sebagai nama tengah ku
namun kau tahu
bahwa sayapku akan patah
dan aku akan jatuh
serta kembali bertemu denganmu
untuk mengadu dan berkeluh
kawan
maafkan jika kataku sering terlalu ‘jelas’
tidak pada tempatnya
atau malah merusak
karena tak pandai memilih kata
untuk ungkapkan
bahwa aku ingin kita melakukan perbaikan
aku tak sempurna
aku manusia
namun Rasul kita ajarkan kita untuk
berlatih sempurna
walau tak mungkin kita jadi sempurna
inilah ilkatan
yang lebih kuat dari ikatan darah sekalipun
ikatan ini disebut: ikatan seiman
karena kita islam
karena kita disuruh menasihati dalam kebenaran
menasihati dalam kesabaran
dan kita saling bergainti peran
dalam menasihati dan dinasihati
itu adalah kewajaran
dan keindahan
dalam kata
ukhuwah
kawan
aku mencintaimu
maafkan aku
jika cinta ini belum sepenuhnya ku nyatakan dalam sikap
namun jauh di hati yang terdalam
aku ingin
aku, kau, dia dan mereka
semua kawan-kawan kita
berakhir bahagia
dan
itu hanya ada satu
Surga
——————-
phew, tulisan di atas aku buat setelah menganlisis tatsqif yang diberikan oleh ustadz Zul Adli kemarin. MasyaAllah,
there is the moment when I almost drop my tears due to the happiness of being in da’wa.
There is the notion of ikhlas, hamasah and consistence or istiqomah.
isi tatsqif kemarin membuatku MELEDAK
thanks to UKK UNP who has made the tatsqif possible. May Allah bless your effort 😀